Batik bukan sekadar kain, tetapi jejak budaya, doa, dan filosofi hidup yang diwariskan oleh leluhur bangsa. Setiap goresan canting dan setiap corak batik menyimpan makna mendalam—tentang ketekunan, kesabaran, serta hubungan manusia dengan alam dan Sang Pencipta.
Bagi Aliran Kebatinan Perjalanan, batik adalah simbol perjalanan spiritual dan kebersamaan. Layaknya proses membatik yang penuh ketelitian dan kesadaran, demikian pula kita diajak untuk menata langkah kehidupan dengan hati yang bening, sabar, dan penuh pengabdian.
Memperingati Hari Batik Nasional, mari kita menjaga dan merawat warisan luhur ini. Batik adalah identitas bangsa Indonesia, sekaligus pengingat bahwa dalam keberagaman motif dan warna, kita tetap satu dalam semangat persatuan dan gotong royong.
Selamat Hari Batik Nasional! Mari terus bangga, lestarikan, dan hayati batik sebagai bagian dari perjalanan spiritual dan kebudayaan kita bersama. Rahayu,,
Jakarta 10 September 2025 – Majelis Luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa (MLKI) melakukan audiensi ke Universitas Terbuka (UT) untuk menyampaikan aspirasi terkait pemenuhan hak-hak para penghayat kepercayaan yang telah diakui secara resmi oleh pemerintah.
Dalam pertemuan tersebut, MLKI menyoroti masih adanya kendala administratif yang dirasakan penghayat, khususnya dalam proses pendaftaran mahasiswa baru. Salah satu persoalan yang diangkat adalah belum tersedianya kolom kepercayaan pada formulir pendaftaran, sehingga penghayat sering kali harus memilih agama lain yang tidak sesuai dengan keyakinan mereka.
“Penghayat kepercayaan sudah mendapat pengakuan dari negara melalui putusan
Permendikbud No 27 tahun 2016 tentang Layanan Pendidikan Penghayat Kepercayaan thd Tuhan YME
Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 97/PUU-XIV/2016 tentang Layanan Pengakuan Administrasi Penghayat Kepercayaan thd Tuhan YME namun dalam praktik di lapangan masih sering terjadi hambatan. Kami berharap Universitas Terbuka dapat menjadi pionir dalam memberikan ruang yang setara bagi penghayat,” ujar salah satu perwakilan MLKI.
Pihak Universitas Terbuka menyambut baik aspirasi tersebut dan menyatakan siap menindaklanjuti dengan kajian internal agar dapat menyesuaikan sistem administrasi sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Audiensi ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkuat kesetaraan hak bagi seluruh warga negara Indonesia tanpa terkecuali, termasuk para penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Jakarta, 21 Juli 2025 – Suasana penuh kekhidmatan menyelimuti kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ketika Gedung Sasana Adirasa Pangeran Samber Nyawa resmi difungsikan kembali sebagai pusat kegiatan spiritualitas nusantara. Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, hadir langsung dan menandatangani nota kesepahaman (MoU) antara pihak TMII dan Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI).
Simbol Ruang Inklusif bagi Penghayat Kepercayaan
Melalui MoU ini, gedung bersejarah tersebut resmi difasilitasi sebagai ruang ekspresi dan pelaksanaan kegiatan penghayatan serta spiritual bagi para penghayat kepercayaan. Dalam sambutannya, Menteri Kebudayaan menegaskan pentingnya menjaga warisan budaya leluhur sekaligus menyediakan ruang yang setara bagi semua tradisi spiritual.
“Gedung Sasana Adirasa adalah rumah budaya yang harus dijaga, dihormati, dan dihidupkan kembali. Di sinilah kita merawat kearifan leluhur dan memberikan ruang yang layak bagi penghayat kepercayaan untuk beraktivitas,” ujar Fadli Zon.
Rangkaian Acara Sakral
Acara pemanfaatan kembali gedung ini ditandai dengan prosesi Ruwatan yang dipimpin oleh Ki Anggana Hardosiswoyo dari Surakarta, serta ritual Malam Anggoro Kasih yang menjadi sarasehan rutin setiap 35 hari sekali. Kehadiran ratusan penghayat kepercayaan dari berbagai daerah menambah suasana sakral dan penuh makna.
Selain itu, Menteri Kebudayaan juga menerima cenderamata berupa lukisan karya generasi muda penghayat, simbol estafet warisan budaya yang terus hidup.
Dukungan dari TMII dan MLKI
Plt Direktur TMII, Ratri Paramitha, menyampaikan bahwa kerja sama ini adalah langkah strategis agar Sasana Adirasa kembali hidup dan bermanfaat. “Kami berharap, setiap akhir pekan gedung ini akan diisi dengan kegiatan para penghayat, menjadi pusat spiritual dan budaya yang terbuka untuk masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia acara, Endang Retno Lastani, menegaskan bahwa pemanfaatan gedung ini akan menjadi tonggak baru perjalanan penghayat di Indonesia.
Momentum Sejarah Baru
Kehadiran Sasana Adirasa yang kembali difungsikan tidak hanya sekadar peresmian, tetapi juga simbol pengakuan dan penguatan eksistensi penghayat kepercayaan dalam ruang publik nasional.
Acara ini dihadiri oleh pejabat TMII, pengurus MLKI, tokoh masyarakat, budayawan, serta perwakilan organisasi kepercayaan dari berbagai daerah.
Dengan MoU ini, diharapkan Sasana Adirasa Pangeran Samber Nyawa benar-benar menjadi pusat spiritualitas nusantara, tempat di mana keberagaman tradisi dapat dirayakan dalam semangat persatuan dan kebudayaan Indonesia.
Dewan Musyawarah Pusat AliranKebatinan “Perjalanan” menyampaikan selamat dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada :
Renita Kusuma Wardani, S.Pd.
Denny Mardi, S.Pd.
atas kelulusan dan diwisudanya sebagai Sarjana (S1) Program Studi Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Fakultas Bahasa dan Budaya Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang
Dengan penuh rasa bangga, kami mencatat bahwa Sdri. Renita dan Sdr Denny adalah alumni pertama dari program studi tersebut. Sebuah pencapaian yang tidak hanya menjadi tonggak sejarah pribadi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi seluruh warga penghayat kepercayaan di Indonesia.
Semoga ilmu dan pengalaman yang diperoleh menjadi bekal untuk terus berkembang dan mengabdi bagi masyarakat, bangsa, dan turut melestarikan nilai-nilai luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Ucapan terima kasih kepada Pemerintah yang telah memberikan program LPDP dan Universitas 17 Agustus Semarang yang telah mengakomodir Prodi Kepercayaan di Indonesia
Salam hormat dan hormat bakti, Dewan Musyawarah Pusat Aliran Kebatinan “Perjalanan“